Kuterkedu
melihat lorong-lorong
yang tadinya lurus terpana
bersimpang-siur di hadapanku
kudongakkan kepala
kelihatan langit membiru
seluas saujana tak mampu kucapai
kutundukkan kepala
tanah subur menghijau
membalas pandangan tak bisa berbicara
kupandang dikejauhan
sang gunung tersenyum manis
sungai yang tenang pula melambai
pepohon lembut menyapa
jalan yang lurus itu
tetap bercabang-cabang
menunggu ku dalam diam
menyembunyi garis dugaan
kucari damai
kupujuk tenang
agar kekuatan hadir
menemani semangat juang
No comments:
Post a Comment